afb2207c15b6ec96006ad8a295b7fc0c_paviliun-indonesia-di-belanda


Belanda, Pavilion Indonesia meraih penghargaan sebagai The Best Cultural Performance dalam ajang ekspo hortikultura dunia, Floriade 2012, di kota Venlo, Belanda.  Penghargaan itu diumumkan saat penutupan acara sepuluh tahunan itu, Minggu sore, 7 Oktober 2012, waktu setempat, Minggu malam, waktu Indonesia. Diumumkan pula penghargaan berbagai kategori, seperti “organisasi dan presentasi”, kategori “disain kebun dan lanscape”,  kategori indoor yang dimenangkan Jepang, kategori outdoor yang dimenangkan Jerman, Green City Award yang dimenangkan China, kategori “world show stage” yang dimenangkan Turki, serta kategori “pendidikan dan inovasi” yang dimenangkan Belanda.

Bila pengumuman kategori lain dilakukan pembawa acara (MC), penghargaan untuk Indonesia terhitung spesial, karena MC menyerahkan mikrofon pada Bert Stek, Financial Director Floriade 2012, yang secara khusus mengumumkan penghargaan untuk Indonesia. “Penghargaan ini mencakup ekspresi kebudayaan dan kemampuan menarik partisipasi publik (pengunjung) dalam pertunjukaan kebudayaan. Pertunjukaan kebudayaan terbaik adalag Indonesia,” kata Bert Stek.

Penghargaan diterima oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar. Sapta naik ke panggung, disambut aplaus pengunjung berbagai negara. Sapta didampingi Dubes RI di Belanda, Retno L.P. Marsudi, dan Direktur Pavilion Indonesia, Mhd Redha Maha.

Penghargaan ini sudah terasa beberapa jam sebelum penutupan resmi seluruh peserta ekspo, saat pavilion Indonesia secara khusus melakukan penutupan internal dengan tumpengan disertai pengumuman disain batik terbaik oleh pengunjung non-Indonesia, dan berbagai pertunjukan seni budaya. Saat itu, tokoh-tokoh kunci penyelenggara Floriade datang ke pavilion Indonesia. Seperti Paul M.R. Beck, Managing Director Floriade 2012, dan J.D. Gabor, Commisioner General Floriade 2012.

Dalam sambutan di pavilion Indonesia, Paul Beck yang kelahiran Semarang dan besar di Cimahi, Bandung, memuji Indonesia sebagai salah satu pavilion terbaik. Usai sambutan, Paul Beck dan Gabor menikmati makan siang dengan menu nusantara: lontong sayur, sate, sayur lodeh, dan lain-lain.

Sementara puluhan pengunjung yang memadati pelataran Indonesia larut menikmati permainan angklung bersama tim angklung Mang Ujo dari Bandung. Yang lain asyik belajar membatik dipandu pebatik asal Sampang, Madura. Ada pula yang menari bersama para penari Indonesia. Partisipasi pengunjung dalam ragam ekspresi kebudayaan Indonesia memang terasa beda dibanding pavilion dari 40-an negara lainnya dalam ekspo selama enam bulan itu.

Sumber:
http://wilayahindonesia.blogdetik.com